Assalamualaikum..... ^_~

Senin, 05 Maret 2012

__PENUAAN SISTEM ENDOKRIN


1.      PengertianLanjutUsia

Proses menuamerupakansuatu yang fisiologis, yang akandialamiolehsetiap orang. Batasan orang dikatanlanjutusiaberdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.


Proses Penuaan

Apabiladikaruniaiusiakehidupan yang panjang, makaseluruhmakhlukhiduptakterkecualimanusiaakanselalumenujukehidupanmasatuanya. Tetapiapakahkitadapatmeraihmasatuadenganderajatkesehatanfisiologik, suatukeadaan yang nyatabahwafisiologiktubuhpunmempunyaibatas-batastertentudalampertumbuhandanperkembangannyasejalandenganmeningkatnyausia. Harusdisadaribahwasebenarnyasegala proses menjaditua yang terjadipadaseseorangmerupakansuatu proses alamisecarafisiologik dab biologik yang sangatwajarterdapatpadaseluruh organ danseldalamtubuh.

Bilaseseorangmulaimenua, makasegalaseltubuhnyadapatdipastikansedangmengalami proses degenerasisecarafisiologik. Proses iniumumnyaditandaidengansemakinmenurunnyakemampuansel-seltubuhdanmemperbaikidiridarikerusakandanefesiensikerja yang berkurangdarikelenjar-kelenjartubuh. Padausiamuda, sel-seltubuhnyamasihbisamengadakanpertumbuhandanpenggantiansel-sel yang telahrusak. Makapadausiatua, sel-seltubuhnyatelahterbentukmenjadidewasasehinggasel-selinitakdapatlagiberproduksidanselakanmenjadituadanakhirnyamati.


2.      TeoriTentang Proses Menua
TeoriBiologik
  1. TeoriGenetikdanMutasi
Menuaterjadisebagaiakibatdariperubahanbiokimiayang deprogramolehmolekul/DNA dansetiapselpadasaatnyaakanmengalamimutasi.
  1. PemakaiandanRusak
Kelebihanusahadan stress menyebabkansel-seltubuhlelah.
  1. Autoimune
Pada proses metabolism tubuh, suatusaatdiproduksisuatuzatkhusus. Sad jaringantubuhtertentu yang tidaktahanterhadapzattersebutsehinggajaringantubuhmenjadilemahdanmati.
  1. Teori stress
Menuaterjadiakibatkehilangansel-sel yang biasadigunakan.Regenerasijaringantidakdapatmempertahankankestabilanlingkungan internal danstresmenyebabkansel-seltubuhlelahdipakai.
  1. Teoriradikalbebas
Tidakstabilnyaredikalbebasmengakibatkanoksidasi-oksidasibahan organic sepertikarbohidratdan protein.Radikalinimenyebabkansel-seltidakdapatregenerasi.

2.2.TeoriSosial
a.       Teoriktifitas
Lanjutusia yang suksesadalahmereka yang aktifdanikutbanyakdalamkegiatan social.
b.      TeoriPembebasan
Denganbertambahnyausia, seseorangsecaraberangsungmulaimelepaskandiridarikehidupansosialnya. Keadaaninimengakibatkaninteraksi social lanjutusiamenurun, baiksecarakwalitasmaupunkantitas. Sehinggaterjadikehilangangandayakni :
a)    Kehilanganperan
b)   Hambatan control social
c)    Berkurangnyakomitmen
d)   Teorikesinambungan
Teoriinimengemukakanadanyakesinambungandalamsikluskehidupanlansa.Dengandemikianpengalamanhidupseseorangpadasuatusaatmerupakangambarannyakelaspadasaatinimenjadilansia.

Pokok-pokokdariteorikesinambunganadalah :
a)      Lansiatakdisarankanuntukmelepaskanperanatauharusaktidalam proses penuaan, akantetapididasarkanpadapengalamannya di masalalu, dipilihperanapa yang harusdipertahankanataudihilangkan
b)      Peranlansia yang hilangtakperludiganti
c)      Lansiadimungkinkanuntukmemilihberbagaicaraadaptasi
2.3.TeoriPsikologi
a.       TeoriKebutuhanmanusiamenurutHirarki Maslow
Menurutteoriini, setiapindividumemilikihirarkidaridalamdiri, kebutuhan yang memotivasiseluruhperilakumanusia (Maslow 11111954).Kebutuhaninimemilikiurutanprioritas yang berbeda.Ketikakebutuhandasarmanusiasudahterpenuhi, merekaberusahamenemukannyapadatingkatselanjutnyasampaiurutan yang paling tinggidarikebutuhantersebuttercapai.
b.      Teori individual jung
Carl Jung (1960) menyusunsebuahteoriperkembangankepribadiandariseluruhfasekehidupanyaitumulaidarimasakanak-kanak, masamudadanmasadewasamuda, usiapertengahansampailansia. Kepribadianindividuterdiridari Ego, ketidaksadaranseseorangdanketidaksadaranbersama.Menurutteoriinikepribadiandigambarkanterhadapdunialuaratau kea rah subyektif.Pengalaman-pengalamandaridalamdiri (introvert).Keseimbanganantarakekuataninidapatdilihatpadasetiapindividu, danmerupakanhal yang paling pentingbagikesehatan mental.

Penyakitgangguanendokrin
            Kelenjarendokrinadalahkelenjarbuntudalamtubuhmanusia yang memproduksi hormone, sepertikelenjar pancreas (yang memproduksi insulin dansangatpentingdalampengaturanguladarah).Kelenjartiroid/gondok yang ikutsertadalam metabolism tubuh.Kelenjar adrenal anakginjal yang memproduksikan adrenalin.Kelenjar yang berkenaandengan hormone laki-lakiatauwanita.
            Salah satukelenjarendokrindalamtubuhmengatur agar arusdarahke organ-organ tertentuberjalandenganbaikdenganjalanmengaturvasokontriksipembuluh-pembuluhdarahbersangkutandisebut adrenal/kelenjaranakginjaladapula yang merupakan stress hormone, yaitu hormone yang diproduksidalamjumlahbesardalamkeadaan stress danberperanpentingdalamreaksi hormone inilahlanjutusiakurangmampumenghadapi stress.
            Tidakjarang, padalanjutusiajugaditemukankemundurandarifungsikelenjartiroidsehinggaLansiatersebuttampaklesudankurangbergairah.
3.      Perubahan-perubahan yang TerjadipadaLansia
System endokrin :pada system endokrin hamper semuaproduksi hormone enurun, sedangkanfungsiparatiroiddansekresinyatidakberubah, sktifitastiroidmenurunsehinggamenurunkan basal metabolism rate (BMR). Produksiselkelaminmenurunseperti : progesterone, estrogen dan testosterone.

PenuaanSistemEndokrin/MetabolitikpadaLansia
1)      Produksi hamper semua hormone menurun.
2)      Fungsiparatiroiddansekesinyatakberubah.
3)      Pituitary, Pertumbuhan hormone adatetapilebihrendahdanhanyaada di pembuluhdarahdanberkurangnyaproduksidari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4)      Menurunnyaaktivitastiriod U BMR turundanmenurunnyadayapertukaranzat.
5)      Menurunnyaproduksi aldosterone.
6)      Menurunnyaskresi hormone bonads : progesterone, estrogen, testosterone.
7)      Defisiensihormonalldapatmenyebabkanhipotirodims, depresidarisumsumtulangsertakurangmampudalammengatasitekananjiwa (stress).




DAFTAR PUSTAKA
1.      1. Astawan, Made. 1989. GIZI danKesehatanManula. Jakarta : PT. MediyatamaSaranaPrakasa.
2.        2.  Rumahorbo. Hotma. 1999. AsuhanKeperawatandenganGangguanSistemEndokrin. Jakarta :EGC
3.        3.  Http :// creasoft. Wordpress.com/2008/05/05 perubahan. Terjadi. pada. LANSIA


TUGAS GERONTIK




PENERAPAN TERAPI BERMAIN BAGI PENYANDANG AUTISME

Membicarakan anak tidak dapat meninggalkan pembicaraan tentang bermain. Bermain adalah dunia anak. Dimanapun anak-anak berada dan di waktu apapun, bermain adalah aktivitas utama mereka. Bermain juga suatu bahasa yang paling universal, meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Tak diragukan bahwa anak-anak bermain sepanjang waktu yang mereka miliki.
Dilihat dari sudut pandang psikologi, mulai akhir tahun 1800-an bermain dipandang sebagai aktivitas yang penting untuk anak. Sebelumnya, bermain hanya dipandang sebagai ekspresi dari kelebihan energi yang dimiliki anak-anak atau sebagai bagian dari ritual budaya dan agama. Seiring perkembangan waktu, pandangan para ahli tentang bermain berubah dan bermain dipandang sebagai perilaku yang bermakna. Misalnya, menurut Groos (Schaefer, et al., 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup. Sedang Hall (dalam Schaefer, et al., 1991) melihat bermain sebagai rekapitulasi perkembangan suatu ras dan merupakan media yang penting untuk menyatakan kehidupan dalam diri (inner life) anak. Bahkan menurut Hall tidak ada alat yang dapat mengungkap jiwa anak sebaik permainan boneka.
DEFINISI TERAPI BERMAIN
Sebelum kita sampai pada penjelasan tentang terapi bermain, maka kita perlu memahami dulu tentang definisi bermain. Bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak, media yang unik untuk memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, ketrampilan komunikasi, perkembangan emosi, ketrampilan sosial, ketrampilan pengambilan keputusan, dan perkembangan kognitif pada anak-anak (Landreth, 2001). Bermain juga dikatakan sebagai media untuk eksplorasi dan penemuan hubungan interpersonal, eksperimen dalam peran orang dewasa, dan memahami perasaannya sendiri. Bermain adalah bentuk ekspresi diri yang paling lengkap yang pernah dikembangkan manusia. Bermain adalah rangkaian perilaku yang sangat kompleks dan multi-dimensional, yang berubah secara signifikan seiring pertumbuhan dan perkembangan anak, yang lebih mudah untuk diamati daripada untuk didefinisikan dengan kata-kata. Kesulitan dalam mendefinisikan permainan yang dapat diterima banyak pihak adalah karena tidak adanya satu set permainan yang dapat mencakup banyak tipe permainan.
Erikson (dalam Landreth, 2001) mendefinisikan bermain sebagai suatu situasi dimana ego dapat bertransaksi dengan pengalaman dengan menciptakan situasi model dan juga dapat menguasai realitas melalui percobaan dan perencanaan. Moustakas (dalam Landreth, 2001) mendefinisikan permainan sebagai ‘pembiaran pergi’, kebebasan untuk mengalami, membenamkan seseorang secara total dalam momen tersebut sehingga tidak ada lagi beda antara diri dan objek dan diri sendiri dan orang lain. Energi, hidup, spirit, kejutan, peleburan, kesadaran, pembaharuan, semuanya adalah kualitas dalam permainan.
Menurut McCune, Nicolich, & Fenson (dalam Schaefer, et al., 1991) bermain dibedakan dari perilaku yang lain dalam hal: (a) ditujukan demi kesenangan sendiri; (b) fokus lebih pada makna daripada hasil akhir; (c) diarahkan pada eksplorasi subjek untuk melakukan sesuatu pada objek; (d) tanpa mengharapkan hasil serius; (e) tidak diatur oleh aturan eksternal; (f) adanya keterikatan aktif dari pemainnya. Sedangkan Garvey dan Piaget menambahkan bahwa permainan haruslah: (a) menyenangkan; (b) spontan, sukarela, motivasinya instrinsik; (c) fleksibel; dan (d) berkait dengan pertumbuhan fisik dan kognitif.
Sementara Landreth (2001) mendefinisikan terapi bermain sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis yang terlatih dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran, pengalaman, dan perilakunya) melalui media bermain.
International Association for Play Therapy (APT), sebuah asosiasi terapi bermain yang berpusat di Amerika, dalam situsnya di internet mendefinisikan terapi bermain sebagai penggunaan secara sistematik dari model teoritis untuk memantapkan proses interpersonal dimana terapis bermain menggunakan kekuatan terapiutik permainan untuk membantu klien mencegah atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (www.a4pt.org).
Beberapa definisi terapi bermain tersebut mengarah pada beberapa hal penting, yaitu: (a) tipe dan jumlah permainan yang digunakan; (b) konteks permainan; (c) partisipan yang terlibat; (d) urutan permainan; (e) ruang yang digunakan; (f) gaya bermain; (g) tingkat usaha yang dicurahkan dalam permainan.
Berdasarkan banyak definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan adalah aktivitas yang mengandung motivasi instrinsik, memberi kesenangan dan kepuasan bagi siapa yang terlibat, dan dipilih secara sukarela. Sementara terapi bermain adalah pemanfaatan permainan sebagai media yang efektif oleh terapis, untuk membantu klien mencegah atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, melalui kebebasan eksplorasi dan ekspresi diri.








PERKEMBANGAN PERILAKU BERMAIN DALAM PENJANGKAAN KONDISI PSIKOLOGIS ANAK-ANAK
Perilaku bermain kemudian menjadi bagian yang penting dari teori-teori psikologi perkembangan. Tulisan Freud tentang perkembangan psikoseksual membuat komunitas ilmiah menaruh perhatian lebih kepada perkembangan awal masa kanak-kanak dan perilaku anak sebagai jalan untuk memahami perkembangan kepribadian masa dewasa. Freud berpendapat bahwa perilaku anak yang terlihat adalah refleksi dari masalah-masalah dan konflik-konflik yang tidak disadari. Kemudian Freud memperluas pandangannya bahwa perilaku bermain merupakan suatu penguasaan yang spesifik dari anak. Namun sejauh ini Freud baru melihat perilaku bermain dalam tataran konsep namun dalam pelaksanaan terapi belum digunakan. Baru oleh Melanie Klein dan Anna Freud (Schaefer, et al., 1991), bermain dimasukkan dalam proses terapiutik. Menggunakan dasar konsep psikoanalisa, mereka memasukkan dan mempopulerkan penggunaan alat-alat permainan dalam penanganan/tritmen yang efektif bagi anak-anak.
Tokoh lain yang mengembangkan permainan sebagai instrument dalam assessmen psikologis adalah Margaret Lowenfeld, yang memperkenalkan apa yang dia sebut “Teknik Miniatur Dunia”. Teknik ini merupakan sistem pertama dalam penggunaan mainan dan objek dalam bentuk mini (miniatur) secara terorganisasi, yang digunakan dalam terapi bermain. Tekniknya ini memperluas fokus perhatian para terapis dari sekedar menginterpretasi menjadi lebih banyak melakukan observasi secara formal dan metodis penggunaan permainan anak dalam situasi terapi. Namun sejauh itu Lowenfeld belum menganjurkan penggunaan teknik tersebut sebagai alat diagnostik.
Selanjutnya Erikson juga mulai mempublikasikan karyanya tentang anak dan remaja. Mendasarkan pada teori perkembangan psikososialnya, Erikson memandang bermain sebagai sebuah ekspresi kombinasi beberapa kekuatan, yaitu: perkembangan individual, dinamika keluarga, dan harapan masyarakat. Maka untuk melakukan observasi terhadap perilaku bermain, seorang observer harus paham betul bagaimana seorang anak dengan usia tertentu dan dari latar belakang komunitas tertentu harus bermain secara tepat. Hanya dengan cara tersebut maka observer dapat mengetahui dan memutuskan apakah perilaku subjek dalam bermain dapat dikatakan memiliki makna umum (normal) atau tidak normal. Seperti juga Freud, Erikson memandang permainan sebagai jalan mengetahui ketidaksadaran subjek.
Piaget dengan teorinya tentang perkembangan kognitif juga memberi perhatian pada perilaku bermain. Menurutnya, perubahan perilaku bermain menunjukkan perkembangan intelektual, sama seperti peningkatan kompetensi individu. Bermain juga menjadi media bagi individu untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajarinya.
Tokoh lain yang mengembangkan penggunaan permainan dalam assessmen adalah Virginia Axline. Axline menyatukannya dengan pendekatan nondirective client-centered milik Rogers yang sebelumnya hanya untuk orang dewasa. Menurut Axline, dalam situasi bermain anak-anak menampilkan diri mereka dengan cara yang paling terus terang, jujur, dan jelas. Perasaan mereka, sikap, dan pikiran-pikiran yang muncul, terbuka dengan jelas dan tanpa usaha untuk ditutup-tutupi. Anak-anak juga belajar memahami diri mereka dan orang lain dengan lebih baik lewat bermain. Mereka belajar bahwa ketika bermain mereka dapat melakukan apapun, menciptakan dunia sendiri, menciptakan atau menghancurkan sesuatu.
Selama tahun-tahun 1930-an sampai 1960-an, bermain oleh para klinisi lebih dipandang sebagai tritmen daripada instrumen penjangka/assessmen. Namun kemudian beberapa ahli mengembangkan permainan sebagai alat diagnostik. Salah satu yang terkenal adalah “Teknik miniatur dunia” hasil karya Lowenfeld, yang dikatakan dapat menentukan taraf perkembangan fungsi anak, meliputi perkembangan : kemampuan bicara, motorik, intelektual, sosial, intrapsikis, dan perkembangan afektif. Setelah mengalami perkembangan yang bagus di tahun-tahun 1950-an, selanjutnya terapi bermain agak surut dan popularitasnya mulai menurun. Sekitar tahun 1960-an para profesional mulai beralih kepada tritmen yang perilakuan, dibatasi waktu, kognitif, dan berorientasi kepada keluarga dan model medis. Terapi bermain hanya menjadi salah satu diantara sekian banyak cara untuk melihat dan memperlakukan anak yang mengalami masalah emosional.
Pada tahun-tahun 1970 – 1980-an permainan anak kembali muncul sebagai teknik utama dalam memahami dan memberi tritmen pada anak. Kemudian para ahli banyak mengembangkan lebih banyak standar objektif untuk mengamati anak dan membanding-bandingkan perilaku bermain. Dengan standar tersebut maka para klinisi dapat memperoleh data tentang perilaku anak melalui permainan, dimana datanya lebih reliabel dan objektif.
Saat ini, perilaku bermain anak dipercaya merupakan refleksi dari bermacam aspek inner life anak, taraf perkembangan fungsi dan kemampuannya. Diantara karakteristik-karakteristik tersebut, yang dapat diamati melalui perilaku bermain anak adalah: perkembangan ego, corak kognitif, kemampuan adaptasi, fungsi bahasa, responsitas emosi dan perilaku, tingkat sosial, perkembangan moral, kemampuan intelektual, gaya coping, teknik pemecahan masalah, dan bagaimana anak memandang dan memaknai dunia disekitarnya.















Senin, 20 Februari 2012

Kawan..
jika kau temukan aib pada diriku, maka satu pintaku untukmu..
jangan kau sebarkan aibku itu..
biarlah ia untukku dan untukmu..
Ya Allah, ya Tawwab, ya Sattar, wahai Tuhan yang menutup segala aib, dengan cahaya-mu aku memperoleh petunjuk, dengan anugerah-Mu aku memperoleh kecukupan, dengan-Mu aku memasuki waktu pagi dan petang. Ya Allah dosaku di sisi-Mu sangat banyak, sedangkan aku (hanya dapat hidup) dengan bantuan-Mu, serta akan menuju kepada-Mu. Aku memohon maghfirah-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berlaku aniaya. Wa shallallâhu ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.**)

Sabtu, 11 Februari 2012

TUHANKU MAHA PENYAYANG...


Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Aku mengerti,
hati yang dibiarkan sepi dari doa
akan menjadi hati yang gerah dan gelisah.

Kini aku menghadapMu untuk meminta,
bukan agar Kau ringankan bebanku
tapi agar Engkau berkenan
menguatkan hatiku,
agar tak ada cemooh, fitnah,
dan kesulitan yang bisa mengusik
kedamaianku.

Tuhan,
runtuhkanlah semua keburukan
di depan dadaku.

Damaikanlah hatiku
dengan kesadaran bahwa Engkau
adalah Pemelihara Kehidupanku,
yang melumpuhkan fitnah,
yang membatalkan kekejian,
dan yang mengubah kesulitan
menjadi kemudahan hidupku.

Tuhan, gembirakanlah hati kekasih kecilMu ini.

Aamiin

------12022012----------